01 Oktober, 2007

GUNUNG KELUD STATUS SIAGA

Tiba-tiba hawa panas menyelimuti langit di sekitar Gunung Kelud yang mempunyai ketinggian 1.731 meter dpl, seluruh murid sekolah dipulangkan lebih awal, karena mendengar khabar Kelud mau meletus. Sedikitnya pekerja proyek pariwisata Kelud mengalami sesak napas dan langsung berhenti bekerja dan buru-buru pulang.Warga Desa Sugihwaras yang mendengar khabar tersebut langsung panik. Bahkan di antara mereka sudah mengungsi ke rumah saudara setelah mengamankan harta benda berharganya. Status WASPADA di Gunung Kelud pada 10 September 2007 meningkat menjadi SIAGA 29 September 2007 pada pukul 17.00 WIB yang dikeluarkan PVMBG Bandung (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan terakhir meletus 10 Pebruari 1990 serta telah menelan korban 15.000 jiwa (Sumber HARIAN SURYA, 1 Oktober 207).

Kondisi Gunung Kelud Terkini
Status Gunung Kelut kini dalam status siaga atau level III. Status ini ditetapkan berdasarkan data visual maupun kegempaan pada 30 September dan disusul 1 Oktober. Berdasarkan pengamatan kegempaan, pada pukul 00.00-06.00 tanggal 30 September, terjadi dua kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo maksimum 1.5-3.5 mm, S-P 0.63 detik serta lama gempa 11.47-11.5 detik. Selain itu, terjadi satu kali Low Frekwensi (LF) dengan amplitudo maksimum 3 mm dan lama gempa 40 detik. Satu kali Gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo maksimum 7.5 mm, S-P 11.7 detik dan lama gempa 75 detik. Sedangkan secara visual cuaca cerah, angin bertiup kencang dari arah selatan, gunung nampak jelas, tidak teramati asap kawah, suhu udara 19 derajat celcius dan kelembaban mencapai 78%. Temperatur air danau di permukaan mencapai 33,2 derajat celcius, 10 m : 33.7 derajat celcius, 15 m : 36.0 derajat celcius.Selanjutnya, pada pukul 06.00-12.00, satu kali LF dengan amplitudo maksimum 9.5 mm dan lama gempa 290 detik. Dua kali Gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo maksimum 0.5 mm, S-P 22.41-65.35 detik dan lama gempa 44.28-90 detik. Secara visual cuaca cerah, angin bertiup lemah hingga sedang dari arah selatan ke utara. Gunung nampak jelas, tidak teramati asap kawah, suhu udara 21 derajat celcius dengan kelembaban 78%. Untuk temperatur permukaan 33.7 derajat celsius, 10 m : 34.1 derajat celsius, 15 m: 36.2 derajat celsius.Pada pukul 12.00-18.00, satu kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo maksimum 1.25 mm, S-P 0.62 detik dan lama gempa 13.69 detik. Dua kali LF dengan amplitudo maksimum 14.5-15.5 mm dan lama gempa 165-298 detik. Secara visual cuaca cerah, angin bertiup lemah hingga sedang dari arah selatan ke utara, gunung nampak jelas, tidak teramati asap kawah, suhu udara 21 derajat celcius, kelembaban 80%. Permukaan air danau kawah 33.7 derajat celcius, 10 m: 34.1 derajat celcius, 15 m : 36.2 derajat celcius.Kemudian pada pukul 18.00-24.00 tercatat terjadi 3 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo maksimum 4-7 mm, S-P 0.56-0.62 detik dan lama gempa 13.37-14.52 detik. Satu kali LF dengan amplitudo maksimum 1.5 mm dan lama gempa 162 detik. Cuaca secara visual nampak cerah, angin bertiup sedang hingga kencang dari arah selatan ke utara, gunung jelas, tidak teramati asap kawah, suhu udara 16 derajat celsius, kelembaban 82%. Permukaan air danau kawah 33.7 derajat celcius, 10 m: 34.1 derajat celcius, 15 m : 36.2 derajat celcius.Sementara pada 1 Oktober, pukul 00.00-06.00, dua kali Gempa Tremor dengan amplitudo maksimum 1.5-2.75 mm/detik serta lama gempa 70-120 detik. Satu kali Gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo maksimum 10.5 mm, S-P 17.5 detik dan lama gempa 62 detik. Sedangkan secara visual, cuaca cerah, angin tertiup lemah dari arah timur, gunung nampak jelas, tidak teramati asap kawah, suhu udara 19 derajat celcius dengan kelembaban 68%.Untuk temperatur air danau kawah, hasil pengukuran Flux CO2 tanggal 19 September 2007, 344 ton/hari. (Satkorlak PB Jatim).

Data dampak bagi jalur penerbangan sedang kmai usahakan

02 September, 2007

Penyesalan Pemilik Sawah Balongnongo

Suatu hari beberapa orang yang mengaku dari sebuah perusahaan dengan diantar orang kelurahan Renokenongo mendatangi rumah Pak Imron di Dusun Balongnongo, itu merupakan awal dari terjualnya sawah warisan, menurut keterangan sawah itu akan dijadikan sebuah peternakan ayam. Ternyata kini jadi sumur eksplorasi Banjarpanji#1 yang menghebohkan dunia. Tanpa rasa curiga pak Imron melepas tanahnya dengan harga yang disepakati melalui telepon dengan dengan orang kelurahan, nampaknya pelepasan hak itu dilakukan tanpa negosiasi yang panjang dan tertutup. Naif. Pak Imron yang memiliki Toko Jamu dan Pracangan"Mbah Jenggot" ini, menerangkan dengan tatapan mata menerawang jauh ,’’Kadosipun regi sabin-sabin warga niku ditawar mboten sami, wong di rembug liwat telpon lan criose’ badhe di damel peternakan ayam’’ Dengan duduk lemas di sofa Posko Tagana Jatim dia melanjutkan keluhannya ,’’Kulo nggih gello, menawi juntrung e trus ngaten onten musibah lumpur tur omah lan TPQ anak kulo tumut kelem. Dospundi gantos e omah lan TPQ niku, kulo nyambut pitulungan ne ’’ Pak Imron dan Ustadz Umar, bapak dan anak ini datang ke posko untuk minta bantuan pengurusan relokasi sementara TPQ Hidayatulloh, mereka berpandangan dalam situasi dan kondisi begini pendidikan anak-anak berbasis keagamaan harus terus dilakukan. Namun apa daya untuk memindahkan dan mengadakan 3 (tiga) ruang kelas, fasilitas belajar-mengajar dan 4 (empat) tenaga pengajar yang sudah tercerai berai itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Sabin kulo niku waris saking tiang sepah, nggih dibagi kaleh dhulur-dhulur," lanjut Pak Imron sambil menundukkan kepalanya seolah menyesali dan merasa bersalah atas semua peristiwa menyedihkan ini. Ustadz Umar menanyakan tentang keberadaan berikutnya TPQ Hidayatulloh yang dipimpinnya ,"Bisakah diajukan relokasi sementara TPQ saya pak, karena kasihan anak-anak tidak mengaji lagi dan tenaga pengajar yang menganggur tanpa pekerjaan" Kemudian disepakati untuk dibuat pengajuan dengan proposal ke Lapindo Brantas Inc., namun Staff pihak korporasi menyampaikan ," Tergantung rekomendasi BPLS pak!?, kalau OK kita tinggal melaksanakan pembayarannya". Ironisnya lagi upaya bertemu dengan Ketua maupun Staff BPLS sangat sulit, dan sampai saat ini pengajuan rehabilitasi sosial untuk bidang pendidikan non formal itu tak ada juntrungnya, atau mungkin tak pernah ada. Runyam, sawah warisan terjual, rumah, toko jamu-pracangan dan TPQ tenggelam, sanak saudara tercerai berai dan kampung pun musnah. Bingung kemana lagi akan mengadu dan yang tinggal hanya penyesalan mendalam.

29 Agustus, 2007

Waras, Kejujuran Korban Lumpur Sidoarjo

Pagi itu 7 Agustus 2007, jam enam pagi hari pintu Posko Tagana Jatim diketuk oleh tangan yang terkesan ragu-ragu, pelan tanpa tekanan. Kubuka pintu, dan sesosok lelaki separuh baya berbaju batik biru yang lusuh, gurat kekerasan hidup petani terlihat jelas dilipatan matanya. Tersenyum, dan kemudian berkata ,"Pak, kulo nyuwun pitulungan! Dospundi carane mbalek aken keluwihan yotro ganti rugi sabin kulo" Aku masih belum percaya apa yang dikatakannya, sepagi ini semua orang sedang bersicepat untuk mencari nafkah walau kadang dengan cara "spanyol" atau mengkorup duit. Lha ini di depanku ada seorang petani, salah satu korban lumpur lapindo dengan rasa was-was ingin mengembalikan uang. Sehingga dengan pelan kutanyakan dan kutegaskan lagi ,"menopo leres bapak badhe wangsul aken yotro niki, tulus? ikhlas? mboten gawe-gawe saestu" Dia hanya mengangguk pelan tanpa suara, dan kemudian duduk terpekur untuk menungu aku ganti baju tanpa sempat mandi. Ke kantor BPLS tujuanku mengantar Pak Waras untuk mengembalikan kebelihan itu, karena dari sanalah verifikasi untuk identifikasi tanah warga berawal. Langsung kutemui Pak Yusuf (Ketua Tim pengarah Verifikasi BPLS) dan Pak Minto (Ketua Tim Verifikasi BPLS), dan memohon hari itu juga proses pengembalian ini harus tuntas, agar Pak Waras dapat menggunakan dana itu segera yang menjadi haknya. Kami dan Tim verifikasi 2 orang secepatnya mentransfer kembali dana tersebut ke rekening asal, dan malamnya ke PT Minarak Lapindo Jaya untuk proses pengembalian. Pak Hasrial salah satu manajemen MLJ mengantar kami untuk menarik kembali kelebihan itu ke rekening MLJ. Tepat pukul 21.00 WIB, Pak Waras telah dapat menggunakan dana dari rekeningnya yang merupakan pembayaran ganti rugi 20% dari Lapindo Brantas Inc. Istrinya, Bu Astiyah akan kembali sehat karena mengalami kecemasan sampai diare karena kelebihan itu. Aku tatap lagi wajah lelaki itu bisa tersenyum dan lega seolah telah melepas hajatnya. "Mosok ngedhol wedhus, di bayar taek wedhus" dia mencoba berkelakar untuk menunjukkan kegembiraanya bisa pulang dengan tenang menemui bu Astiyah, istrinya. Kejujuran yang lugu dari masyarakat, dan menjadi perilaku yang biasa terjadi di kehidupannya.

28 Agustus, 2007

Emergency Call

Tanggap Darurat (9/8/06); Malam itu jam 24.00 WIB emergency call bagi semua personil Tagana Jatim dilakukan untuk merapat di Desa Jatirejo, karena kondisi tanggul di Jatirejo sangat rawan dan potensi runtuh. 1-2 jam kemudian 9 personil merapat dengan perlengkapan lengkap, di siagakan di Posko Bankom ORARI Desa Jatirejo (runah Pak Joko Linglung, kami kenal setelah ngobrol semalaman). Tanggul di depan POM bensin mulai merembes dan tanahnya tergerus, terlihat Pak Mulyadi (Camat Porong) dengan beberapa staf Muspika Porong melihat ke lapangan. Desa Siring Wetan nampak lengang, ketika kita sisir sambil menawarkan evakuasi. Ada sebuah Toko Pracangan masih terbuka pintunya. "Mari pak kalau evakuasi karena malam ini kondisi tanggul sudah mengkhawatirkan", kita tawarkan dengan rasa was-was, takut membuat panik pemilik toko itu. setelah keliling seperti sales jualan produk, tawaran untuk evakuasi tak digubris dengan enteng warga menjawab "terima kasih mas, masih aman kok". Kemudian tengah malam itu, beberapa warga terlihat menjaga tanggul dengan penuh rasa curiga terhadap orang yang melintas, terlihat sosok seorang pemuda berambut gondrong berlari kecil tanpa alas kaki terburu-buru di depan PPI, "jaga sebelah sana" teriaknya memecah malam yang mencekam. Sari yang menjaga warung belakang SDN Siring I, juga tak menggubris tawaran kita, dengan alasan banyak orang-orang drilling Relief Well 1 yang kan menolongnya. Jam 5 pagi kita kemnnbali ke Posko untuk sekedar istirahat dan mengisi perut, dan sempat tertidur. Akhirnya (10/8/06) jam 09.00 WIB pagi tepat " Ndan....!!! tanggul itu jebol dan menimbulkan banjir bandang air bercampur lumpur yang menbuat panik warga Siring Wetan,'' seru tim posko lapangan lewat telepon dan tanpa mandi semua personil di kerahkan untuk evakuasi Siring dan Jatirejo.....